
RES, ppa.go.id, 18 Oktober 2020
Beredar di media sosial Facebook unggahan yang menunjukkan 7 kebiasaan buruk yang dapat merusak otak. Pada bagian bawah infografis itu, terdapat logo World Health Organization (WHO) sehingga pernyataan tersebut diklaim berasal dari WHO.
Adapun narasi dalam unggahan tersebut jika diterjemahkan meliputi,
7 kebiasaan merusak otak terbesar
- Melewatkan sarapan
- Tidur larut malam
- Konsumsi gula tinggi
- Lebih banyak tidur, khususnya di pagi hari
- Makan sambil menonton TV atau computer
- Mengenakan topi/scarf atau kaus kaki saat tidur
- Kebiasaan menahan/ menghentikan buang air kecil
Jangan hanya dibaca saja, teruskan kepada orang yang Anda pedulikan sebagaimana saya peduli pada Anda.
Faktanya, dilansir dari factcheck.afp.com dari artikel berjudul “Hoax WHO graphic circulates online in the Philippines warning of ‘biggest brain damaging habits”’, perwakilan WHO telah menyebutkan bahwa informasi tersebut tidak berasal dari WHO.
“Grafik tersebut tidak berasal dari World Health Organization (WHO),” bunyi pernyataan resminya melalui email, pada (12/10/2020).
Dalam email tersebut juga dituliskan bahwa tujuh kebiasaan buruk yang terdapat pada grafik tersebut belum terbukti secara ilmiah menyebabkan kerusakan otak.
“Melewatkan sarapan, tidur larut malam, konsumsi gula tinggi, tidur di pagi hari, makan sambil menonton TV atau komputer, mengenakan pakaian saat tidur, menahan kencing tidak terbukti menyebabkan kerusakan otak,” kata perwakilan WHO itu.
Berdasarkan selembaran informasi berjudul “Promoting Brain Health: be a Champion! Make a Difference Today!” dari laman cdc.gov, beberapa faktor risiko gangguan kognitif/kerusakan otak diantaranya usia, riwayat keluarga, keturunan, cedera kepala, kurangnya aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan kronis seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Di sisi lain, terdapat beberapa hal yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan otak diantaranya menjaga aktivitas fisik, mengonsumsi makanan yang sehat, menjaga otak tetap aktif (contoh: belajar, bersosialisasi), menjaga kesehatan jantung, dan menjaga kepala dari cedera.
Merujuk pada informasi tersebut, dapat diketahui bahwa 7 kebiasaan yang diklaim dapat merusak otak tersebut memang belum terbukti secara ilmiah kebenarannya. Akan tetapi, 7 kebiasaan tersebut memang memiliki efek negatif terhadap kesehatan. Apabila dilakukan terus menerus, kebiasan-kebiasaan tersebut dapat menyebabkan penyakit/hal-hal yang menjadi faktor risiko kerusakan otak.